Anti Kritik, Beberapa Media Kritis Di Tulang Bawang Dikeluarkan Dari Group Whatsapp Diskominfo

TULANG BAWANG — Hariansidakpos.com. Pasca viralnya berita dibeberapa media online terkait Anggaran Diskominfo Untuk Pencitraan Bupati Winarti Dipantau Kejari Tulang Bawang, beberapa biro dan wartawan dikeluarkan dari group Dinas Kominfo Tuba, Kamis (24/26/21).

pukul 15.36 Wib, pasalnya wartawan yang dikeluarkan dari group tersebut adalah wartawan yang selalu mengkritik kebijakan anggaran Publikasi yang di duga di anggap tebang pilih.

Hal ini tentunya bisa merusak citra Demokrasi di Kabupaten Tulang Bawang yang terkesan pejabat-pejabatnya di duga anti kritikan padahal para awak media memberikan kritikan melalui pemberitaan sesuai dengan fakta yang ada.

Sebagai mana dilansir dari beberapa media online yang terdaftar di Diskominfo Tulang Bawang diantaranya seperti yang diberitakan oleh jurnalist.com ( https://jurnalistnews.com/05/11/bupati-vs-sekda-tulangbawang-di-minta-forjil-copot-dan-ganti-jabatan-oknum-pejabat-dinas-kominfo-tuba/2021/ ), menyebutkan bahwa adanya dugaan praktek uji coba main mata yang ditengarai dilakukan Kepala Dinas beserta beberapa oknum pejabat membidangi dimulai pada tanggal 17 februari 2021. Dimana tudingan itu lantaran proses verifikasi faktual belum selesai dilakukan, namun pihak Diskominfo Tulang Bawang diduga telah melakukan pencairan untuk 5 Media Siber (Online), sebagaiman tertuang dalam pencairan sebesar Rp. 92.000.000.00 dengan Nomor Surat Pencairan :

(1). 900/XXX9.17/VI.2/SPD/TB/2021 senilai 12.000.000.

(2). 900/XX6X.17/VI.2/SPD/TB/2021 senilai 12.000.000.

(3). 900/0XX1.17/VI.2/SPD/TB/2021 senilai 20.000.000.

(4). 900/XXX2.17/VI.2/SPD/TB/2021 senilai 24.000.000, dan

(5). 900/XXX3.17/VI.2/SPD/TB/2021 senilai 24.000.000.

Kemudian, kegaduhan realisasi anggaran Diskominfo Tulang Bawang ini juga dipublikasikan translampung.com ( https://translampung.com/winarti-atur-dana-publikasi-di-diskominfo-tulang-bawang/ ). Dalam lansirannya, translampung.com menuding jika Bupati Winarti di duga atur dana publikasi Diskominfo Tulang Bawang. Bahkan dalam media siber inipun diterangkan, adanya dugaan indikasi Aroma permainanan para petinggi Diskominfo untuk mendapatkan sejumlah uang setoran dari pencairan tersebut. Mengingat makanisme Pencairan melalui verifikasi, mulai dari Tim Pemeriksa Pekerjaan, Bendahara, Kasi sebagai PPK, Kabid sebagai PPTK, dan Kepala Dinas sebagai KPA, serta di duga terkoordinasi dengan Bupati Winarti.

Lebih lanjut, kericuhan mengenai realisasi anggaran tahun 2021 Diskominfo Tulang Bawang itu pun diungkapkan juga oleh lensalampung.com ( http://lensalampung.com/go/5-organisasi-kompak-minta-aph-ungkap-indikasi-kebobrokan-diskominfo-tuba/ ). Berdasarkan lansiran lensalampung.com bertajuk 5 organisasi kompak pinta APH ungkap indikasi kebobrokan diskominfo tuba, menuding jika Diskominfo diduga telah banyak bermain dalam penggunaan uang milyaran yang diperuntukan untuk publikasi ke wartawan. Diskominfo Tulang Bawang diduga sengaja memperbesar alokasi anggaran dana publikasi guna kepentingan pencitraan Bupati melalui 25 program unggulan. Bahkan, diduga kuat Pejabat yang membidangi sengaja meminimalisir tingkat pengeluaran dana anggaran pembayaran publikasi.

“Ini tentunya akan menjadi contoh yang kurang baik untuk masyarakat kita khususnya masyarakat Tulang Bawang, bagaimana mungkin kabupaten kita bisa maju kalau pejabat-pejabatnya di duga anti kritik,” kata Handri Biro lensamedia.net, dirumahnya Kamis (24/06/21).

Jika apa yang sudah diberitakan oleh media-media online, lanjut dia, tidak berimbang tentunya pejabat yang dimaksudkan bisa memberikan hak jawab dan klarifikasinya kepada media bersangkutan dan tidak main dikeluarkan dari group whatsapp begitu saja, kan ngak etis jika pejabat berbuat seperti itu, kok sepertinya arogan dan justru memperkeruh suasana.

“Terkait pejabat yang anti kritik seperti ini tentunya kami sangat berharap Kepada Bupati Tulang Bawang selaku pemimpin agar bisa memberi peringatan keras kepada oknum pejabat tersebut karena mengingat pejabat tersebut merupakan perpanjangan tangan dari Pemerintah Daerah untuk memberikan informasi kepada media, bila perlu pejabat tersebut diganti dengan pejabat yang lebih bersahabat dengan awak media seperti pejabat sebelumnya,”

Saat dihubungi awak media melalui telpon genggamnya untuk mempertanyakan kejelasan beberapa biro dan wartawan yang dikeluarkan dari group whatsapp Diskominfo Tuba, Admin group atas nama Keke
tidak merespon meskipun no nya dalam keadaan aktif, saat akan dihubungi melalui pesan whatsapp no awak media sudah diblokir oleh admin group tersebut. (Tim)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *