Sekjen Organisasi AWDI B.Wadja.S.SH Mengutuk Keras Pihak PT. Summarecon Agung Tbk, Melakukan Tindak Kekerasan Terhadap Agus Darma Wijaya

Jakarta | Delikkasus.com Sekjen Organisasi AWDI B.Wadja.S.SH mengutuk keras pihak PT. Summarecon Agung Tbk, Gading Serpong yang melakukan tindak kekerasan terhadap Agus Darma Wijaya menurutnya sikap arogansi orang suruhan Tim Legal Summarecon dengan membiayai pihak ke tiga Ini tidak berprikemanusiaan dan menginjak supremasi hukum, padahal proses hukum sedang berjalan di Pengadilan Negeri (PN) Tangerang.

Perlu diketahui Agus Dharma Wijaya Tim Investigasi Wartawan dari Media Cetak dan Online Warta Sidik Agus yang juga merupakan sebagai Kepala Departemen Antar Lembaga di Organisasi AWDI dipersekusi dan dianiaya oleh begundal suruhan Tim Legal PT. Summarecon pada Rabu 20 April 22.

B Wadja menyatakan berdasarkan keterangan yang diterima di lapangan Agus Darma tak terima atas tindakan Summarecon yang sepihak dan semena – mena, untuk itu Agus Dharma berjuang untuk mempertahankan rumahnya dari para begundal preman orang suruhan Tim Legal Sumarecon yang ingin mengesekusi rumahnya di perumahan Summarecon di Jalan Cluster Maxwell Nomor 28, Serpong, tanpa didampingi juru sita dari pengadilan ” Keputusan Pengadilan ajah belum, dan masih proses sidang Perdata di Pengadilan Negeri Tangerang, kok bisa Summarecon melakukan eksekusi tanpa adanya surat keputusan PN ” Ucapnya.

Wadja juga menyatakan terkait permasalahan Dharma dengan Sumarecon kemaren juga sudah disidangkan dengan nomor perkara 361/Pdt.G/2022/PN Tng, tapi mereka absen, malah ada ancaman mau langsung di eksekusi rumah anggota kami pada hari Rabu 20 April 22 ” jelasnya.

Lebih mirisnya perbuatan melawan hukum yang dipertontonkan kepada warga setempat yang dilakukan oleh suruhan Tim Legal Summarecon dengan menutup akses pintu masuk agar para wartawan yang datang untuk meliput ketempat kejadian di perumahan Summarecon jalan Cluster Maxwell no 28 dilarang meliput ditutup dengan pagar betis dan tentunya ini sudah melanggar UUPRES Tahun 1999 No 40 Pasal 18 ayat (1) UU Pers menyatakan, “Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Ditambah telah terjadi dugaan penyanderaan terhadap istri dan anak-anaknya oleh begundal suruhan Summarecon,bahkan barang-barangnya dikeluarkan paksa dari. rumah itu dan lebih mirisnya lagi Tim media yang seharusnya diperkenankan masuk untuk meliput kronologis eksekusi yang Ilegal tanpa didampingi oleh 3 pilar dan juru sita dari Pengadilan Negeri Tangerang.

Lebih lanjut Sekjen Organisasi Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia AWDI menyatakan untuk mempertahankan hak nya Darma dan juga menjaga istri sama anak-anaknya dan anggota kami Agus Darma sudah berusaha untuk melakukan perlawanan namun tak berarti, Dharrma dikeroyok sampai tulang rusuknya sebelah kanan retak, kepala bocor dan dia dipukulin, juga di injek bahkan diseret “Ungkapnya.

Selanjutnya berdasarkan keterangan Dr. Tania dari RS Medika BSD Tangerang Selatan yang menangani pengobatan dan perawatan Agus Darma menyatakan adanya keretakan pada tulang rusuk sebelah kanan, bocor pada bagian kepala, dan tubuhnya ada luka-luka lebam akibat benda tumpul.

Oleh sebab itu PT. Summarecon Agung Tbk, a leading property developer in Indonesia Gading Serpong harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi menurutnya perusahaan property yang tergolong memiliki nama besar di Indonesia itu bersikap layaknya preman dan atas perlakuannya ini kami akan berkordinasi kepada pihak kepolisian dan akan saya sampaikan ke petinggi Polri agar tidak melepas para pelaku penganiayaan itu untuk tidak ada pengeculian hukum kepada para pelaku pidana itu dan kami berjanji akan mengawal kasus ini ” Tutupnya ( Red )

Nara Sumber : Sekjen AWDI B.Wadja.S.SH

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *